Laman

Kamis, 21 Juli 2011

Yang Lembut dan Yang Keras


Pada suatu kesempatan sebelum Chang Cong wafat, Lao Tzu datang mengunjungi gurunya itu yang sedang mengalami sakit keras. Ketika ia berjumpa dengan sang guru maka terjadilah percakapan diantara keduanya.

“Guru, apakah Guru mempunyai kata-kata bijak terakhir untukku?” kata Lao Tzu pada Chang Cong.
“Sekalipun kamu tidak bertanya, aku pasti akan mengatakan sesuatu padamu,” jawab Chang Cong.
“Apa itu?”
“Kamu harus turun dari keretamu bila kamu melewati tanah kelahiranmu.”

“Ya, Guru. Ini berarti orang tidak boleh melupakan asalnya.”
“Bila kamu melihat pohon yang tinggi, kamu harus maju dan mengaguminya.”
“Ya, Guru. Ini berarti saya harus menghormati orang yang lebih tua.”
“Sekarang, lihat dan katakan apakah kamu dapat melihat lidahku?”
kata Chang Cong.

“Ya.”
“Apakah kamu melihat gigiku?”
“Tidak. Tak ada gigi yang tersisa.”
“Kamu tahu kenapa?”
tanya Chang Cong.
“Aku rasa...,”
kata Lao Tzu setelah berpikir sejenak,
“Lidah tetap ada karena lunak. Gigi rontok karena mereka keras. benar tidak?”
“Ya, anakku,”
Chang Cong berkata sambil mengangguk. “Itulah kebijaksanaan di dunia. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diajarkan kepadamu.”

Di kemudian hari Lao Tzu mengatakan: “Tidak ada sesuatu pun di dunia selunak air. Namun tidak ada yang mengunggulinya dalam mengalahkan yang keras. Yang lunak mengalahkan yang keras dan yang lembut mengalahkan yang kuat. Setiap orang tahu itu, tapi sedikit saja yang mempraktekannya.”




"Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi."
(Matius 5:5)



Kebijaksanaan China

Tidak ada komentar:

Posting Komentar