
Ketika ia berenang dalam waktu sekitar 15 jam kabut tebal menyelimuti pandangan matanya dan ia mulai meragukan pencapaiannya hari itu. Tetapi ia tetap mencoba berenang hingga 1 jam kedepan sebelum akhirnya ia menyerah dan meminta untuk ditarik keluar karena tidak dapat melihat garis pantai yang terus diselimuti kabut tebal sehingga menghalangi jarak pandangnya. Saat ia berhenti dan duduk di sebuah perahu ia mengetahui bahwa ia berhenti berenang hanya 1 mil jauhnya dari tujuan akhir.
Dua bulan kemudian, Florence Chadwick mencobanya lagi. Ketika ia berenang, dalam jarak yang sama kabut tebal yang sama pula kembali menutupi jarak pandangnya. Namun kali ini berbeda. Ia menembus kabut tebal yang menghalanginya itu dan berhasil mencapai tujuan. Dalam sebuah sesi wawancara ia mengungkapkan rahasianya menaklukkan kabut tebal yang menghalanginya itu,dan Chadwick menyebutkan bahwa ia telah melihat garis tujuan akhir yang hendak ia capai dalam benaknya sementara ia berenang. Dia tahu bahwa disana, di balik kabut ada daratan dan akhirnya kali ini dia berhasil.
Florence Chadwick berhasil memecahkan rekor baru dalam sejarah renang saat itu dengan menjadi perenang wanita pertama yang berhasil berenang menyeberangi Selat Catalina, melampaui rekor yang dibuat oleh perenang pria lainnya.
Renungan :
Dalam melintasi lautan kehidupan, “kabut tebal” yang serupa juga tidak akan menghalangi pandangan mata kita untuk mencapai tujuan akhir yang hendak kita capai, jika kita telah melihat semuanya itu dengan jelas melalui mata iman.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya , maka hal itu akan diberikan kepadamu. "
(Markus 11:24)
Mata Air Yang Segar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar