"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10)
Suatu hari seorang pemburu berangkat menuju hutan untuk berburu dengan membawa busur dan tombak. Dalam hatinya ia menghayal ingin membawa hasil buruan yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara berburunya juga cenderung aneh, sebab ia tidak memakai alat-alat yang memadai untuk menghasilkan tangkapan yang diinginkannya, melainkan ia melakukannya dengan cara menunggu binatang incarannya di balik sebatang pohon yang memang sering dilalui oleh binatang-binatang buruan. Menurutnya ini adalah cara yang paling cepat dan ringkas.
Tak lama menunggu, seekor kelelawar yang tersesat keluar dari dalam gua terbang hinggap di atas pohon kecil tepat berada di depan si pemburu. Sebenarnya dengan ayunan parang atau pukulan gagang tombaknya saja, kelelawar itu pasti dapat diperolehnya. Tetapi kemudian ia berpikir,
"Ah...untuk apa aku merepotkan diri dengan seekor kelelawar? Apakah artinya kelelwar itu dibandingkan dengan seekor rusa besar yang sedang kuincar?"
Lalu ia pun mengabaikannya begitu saja.
Tidak lama kemudian, seekor kancil berjalan melintas. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia kembali berpikir,
Tidak lama kemudian, seekor kancil berjalan melintas. Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia kembali berpikir,
"Ah...seekor kancil,hanya membuang-buang waktuku saja."
Agak lama si pemburu kembali menunggu dibalik sebuah pohon. Tiba-tiba terdengar langkah-langkah kaki binatang mendekat, iapun mulai siaga penuh mengambil ancang-ancang, tetapi ternyata,
“Ah.....hanya seekor kijang, apalah artinya dibanding seekor rusa incaranku.”
Si pemburu kembali mengeluh dan membiarkan kijang itu berlalu.
Setelah lama menunggu, tetap saja tidak ada rusa incarannya yang lewat, akhirnya ia mulai mengantuk dan tertidur. Setelah hari mulai sore, rusa yang ditunggu-tunggunya akhirnya tiba. Rusa itu sempat berhenti di depan si pemburu, sayangnya ia sedang tertidur pulas, dan ketika kaki rusa itu hampir menginjaknya, iapun langsung kaget tak karuan lalu berteriak dengan keras,
Setelah lama menunggu, tetap saja tidak ada rusa incarannya yang lewat, akhirnya ia mulai mengantuk dan tertidur. Setelah hari mulai sore, rusa yang ditunggu-tunggunya akhirnya tiba. Rusa itu sempat berhenti di depan si pemburu, sayangnya ia sedang tertidur pulas, dan ketika kaki rusa itu hampir menginjaknya, iapun langsung kaget tak karuan lalu berteriak dengan keras,
"Rusa besar......!!!"
Mendengar suara teriakan keras penuh kegembiraan si pemburu, rusa incarannya itu akhirnya lari terbirit-birit sebelum sang pemburu sempat menombaknya. Alhasil sampai malam menjelang tak satupun binatang yang melintas di depannya, dan iapun pulang dengan tangan kosong tanpa membawa hasil apa-apa.
Renungan :
Dalam kehidupan terkadang kita lebih memilih untuk menunggu mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang besar dan 'bombastis' lalu kita mengabaikan perkara-perkara yang nampaknya kecil dan sederhana di depan mata kita yang sebenarnya Tuhan kehendaki agar kita terlebih dahulu bertekun didalamnya.
Satu hal yang perlu diingat adalah seringkali Tuhan mengajarkan kita untuk setia dalam melakukan perkara-perkara kecil terlebih dahulu sebelum Ia mempercayakan kepada kita perkara-perkara yang lebih besar lagi untuk kita kerjakan.
Perkara-perkara kecil yang telah kita lalui dengan setia, menyediakan bagi kita semua yang kita butuhkan untuk menerima perkara-perkara yang lebih besar dari Allah.
Satu hal yang perlu diingat adalah seringkali Tuhan mengajarkan kita untuk setia dalam melakukan perkara-perkara kecil terlebih dahulu sebelum Ia mempercayakan kepada kita perkara-perkara yang lebih besar lagi untuk kita kerjakan.
Perkara-perkara kecil yang telah kita lalui dengan setia, menyediakan bagi kita semua yang kita butuhkan untuk menerima perkara-perkara yang lebih besar dari Allah.
Jika tidak demikian, maka tidak jarang akhirnya kita harus berpuas diri dengan tidak mendapatkan hasil apapun juga.
Mata Air Yang Segar
Ilustrasi : Anonim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar