Suatu saat, aku menghadapi masa-masa terberat dalam hidupku.
Masa-masa dimana aku tak lagi mampu untuk bertahan.
Masa-masa dimana aku melewati perjalanan hidup yang sangat membuatku lelah dan ingin berhenti dari semuanya.
Berhenti dari pekerjaan-pekerjaanku. Berhenti dari semua hubungan yang kujalani, berhenti dari hubunganku dengan Tuhan juga sesama.
Aku ingin pergi menyendiri, dan menghentikan semua. Aku lalu berlari ke hutan dan berbicara dengan Tuhan dan mungkin juga ini untuk yang terakhir kalinya aku berbicara pada-Nya.
Dalam kesunyian Aku bertanya pada-Nya :
"Tuhan...Berikanlah padaku sebuah alasan agar aku tidak berhenti dari semuanya."
Lalu Dia memberiku jawaban yang jauh dari sadarku. Ia berkata,
"Lihatlah ke sekelilingmu anak-Ku". "Perhatikanlah tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?"
"Ya, aku melihat semuanya Tuhan", jawabku.
Lalu dengan sabar Ia menjelaskan padaku,
"Ketika pertama kali tangan-Ku membuat mereka tumbuh, Aku memelihara benih-benih kecil itu agar mereka dapat tumbuh sempurna dengan penuh perhatian. Aku menyinari mereka dengan cahaya matahari disiang hari, Aku juga menurunkan hujan agar mereka memperoleh air yang cukup untuk tumbuh, dan benih-benih pakis itu bertumbuh dengan sangat cepat. Mereka mengeluarkan warna-warna hijau yang semarak diatas tanah. Namun tidak demikian dengan benih-benih bambu itu, tetapi Aku tidak berhenti disitu untuk membuatnya bertumbuh."
"Melewati tahun kedua, pakis-pakis itu bertumbuh mengeluarkan tunas-tunasnya lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dengan benih-benih bambu itu. Tetapi lihatlah.. Aku tidak menyerah terhadapnya."
"Dalam tahun ketiga, tidak ada yang tumbuh dari benih- benih bambu itu, tetapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "
"Namun pada tahun ke lima sebuah tunas bambu kecil itu mulai muncul dari dalam tanah.
”Bandingkanlah hal itu dengan pakis. Kemudian perhatikanlah enam bulan berikutnya, bambu-bambu itu tumbuh dan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Ia membutuhkan waktu lima tahun agar akar-akarnya bertumbuh dan tertanam dengan kuat. Akar-akar itu akan membuat seluruh bagiannya kuat dan berdiri tegak, menyediakan semua kebutuhannya untuk bertahan hidup lebih lama. Demikianlah Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang melebihi kekuatannya."
”Bandingkanlah hal itu dengan pakis. Kemudian perhatikanlah enam bulan berikutnya, bambu-bambu itu tumbuh dan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Ia membutuhkan waktu lima tahun agar akar-akarnya bertumbuh dan tertanam dengan kuat. Akar-akar itu akan membuat seluruh bagiannya kuat dan berdiri tegak, menyediakan semua kebutuhannya untuk bertahan hidup lebih lama. Demikianlah Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang melebihi kekuatannya."
"Tahukah engkau anak-Ku, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya saat-saat yang kau anggap buruk itu engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu..? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu,demikianlah Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "
"Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Aku mencipatakan bambu-bambu itu dengan tujuannya yang berbeda dibandingkan dengan pakis, namun keduanya tetap akan menjadi karya-Ku yang indah untuk menghiasi hutan ini.”
"Saatmu akan tiba. Engkau akan tumbuh sangat tinggi."
Aku bertanya pada-Nya, "Sampai seberapa tinggikah itu Tuhan?"
Lalu Ia menjawab, ”Setinggi bambu itu dapat tumbuh, setinggi itu pula engkau akan terus naik, yaitu setinggi yang engkau mampu."
"Muliakanlah Aku dengan pertumbuhanmu, setinggi yang dapat kau capai."
Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu dan kembali pada kehidupanku. menyadari bahwa Allah tidak akan pernah berhenti denganku, dan Dia juga tidak akan pernah berhenti dan menyerah terhadap Anda.
Jangan pernah sesali hidup yang sedang Anda jalani saat ini, walaupun hanya untuk satu hari. Karena hari-hari yang menyenangkan memberikan kepadamu sebuah kebahagiaan, dan hari-hari yang berat akan memberikanmu sebuah pengalaman. Namun semuanya itu akan menjadikan hari-harimu lebih berarti.
Anonim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar