Laman

Rabu, 22 Juni 2011

Doa Sang Jenderal

"Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya ; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." ( Ibrani 12:5-6 )
 
Jenderal Douglas Mc Arthur adalah seorang Jenderal legendaris Amerika Serikat yang ikut bertempur dalam tiga peperangan besar. Ia terlibat dalam Perang Dunia I,Perang Dunia II dan juga perang menghadapi Korea. Peranan penting Mc Arthur muncul ketika ia menjadi Kepala Staf Angkatan Darat AS pada tahun 1930-an dan kemudian berperan penting dalam Perang Dunia II. Ia ditugaskan untuk memimpin invasi ke Jepang di Pasifik pada November 1945 dan berhasil mengalahkan Jepang, kemudian ia menerima penyerahan Jepang kepada Sekutu pada 2 September 1945. Mc Arthur juga ikut berjasa dalam menerapkan berbagai perubahan demokratis dan ia juga memimpin tentara PBB di Korea dari 1950–1951 melawan invasi Korea Utara.
Dalam kesibukan sebagai seorang Jenderal yang selalu berada di medan peperangan ia sempat menuliskan sebuah doa luar biasa yang ditujukan pada putera tercintanya. Doa yang ia tuliskan itu diberinya judul “Doa Untuk Putraku”. Demikianlah isi doa Jenderal Mc Arthur tersebut :

Tuhanku… 

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.
Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya
dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.
Seorang Putera yang sadar bahwa
mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku…

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra
yang mengerti makna tawa ceria
tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat
Untuk menggapai masa depan yang cerah
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya…
Berikan dia cukup Kejenakaan
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku…

Berilah ia kerendahan hati…
Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki…
Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna…
Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata “hidupku tidaklah sia-sia”


Refleksi :
Setiap tantangan dan hambatan dalam kehidupan sesungguhnya adalah kesempatan emas bagi kita untuk memperbesar kapasitas diri.



Mata Air Yang Segar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar