”Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Nya, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28).
Ketika Gedung Putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang alik Challanger, Frank Slazak melonjak kegirangan. Doanya terjawab sudah, kesempatan yang selama ini ia nanti-nantikan sudah ada di depan mata. Pada awalnya Frank memang berkeinginan kuat untuk menjadi seorang astronot, namun ia gagal memenuhi keinginannya tersebut dan kini ia menjadi seorang Guru, dan tak disangka profesi tersebut saat itu menjadi kriteria yang tepat oleh NASA untuk memperoleh kesempatan terbang bersama Challanger.
Tanpa menunggu lama Frank segera membuat surat lamaran keikutsertaannya dalam penerbangan Challanger ke Washington. Setelah berhari-hari menunggu dan berdoa akhirnya kesempatan Frank untuk mewujudkan keinginannya semakin mendekati kenyataan seiring datangnya sepotong surat lengkap dengan amplop berlogo NASA yang tergeletak dalam kotak pos didepan rumahnya. Surat dari Badan antariksa Amerika tersebut menambah keyakinan Frank semakin bulat untuk meluncur ke angkasa luar bersama Challanger.
Tanpa menunggu lama Frank segera membuat surat lamaran keikutsertaannya dalam penerbangan Challanger ke Washington. Setelah berhari-hari menunggu dan berdoa akhirnya kesempatan Frank untuk mewujudkan keinginannya semakin mendekati kenyataan seiring datangnya sepotong surat lengkap dengan amplop berlogo NASA yang tergeletak dalam kotak pos didepan rumahnya. Surat dari Badan antariksa Amerika tersebut menambah keyakinan Frank semakin bulat untuk meluncur ke angkasa luar bersama Challanger.
Doaku terkabulkan!! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku!!
Selama beberapa minggu kedepan Frank terus berdoa serta berharap. Kesempatan itu semakin dekat setelah NASA kemudian memberikan panggilan kedua kepada Frank untuk mengikuti sesi test fisik dan mental. Begitu selesai test, Frank kembali menunggu dan berdoa. Panggilan berikutnyapun datang lagi, Frank kembali dipanggil NASA untuk menyelesaikan tahap program latihan astronot khusus di Kennedey Space Center, dari 43.000 pelamar kini tinggal 100 orang berkumpul untuk penilaian terakhir, dan nama Frank Slazak termasuk didalamnya. Dalam test akhir ini Frank semangat dan kepercayaann dirinya semakin bertambah. Test simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, test mabuk udara semua dijalaninya dengan baik.
Tuhan biarkanlah aku yang terpilih. Aku berdoa..!
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. Ia gagal. NASA ternyata memilih nama Christina Mc Aufliffe untuk terbang bersama Challanger. Hati Frank hancur tak karuan, kepercayaan dirinya lenyap, kesempatan dan kebahagian yang ia bayangkan selama ini hilang sudah.
Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan bagitu kejam? Aku berpaling pada ayahku. Katanya,"Semua terjadi karena suatu alasan."
Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan bagitu kejam? Aku berpaling pada ayahku. Katanya,"Semua terjadi karena suatu alasan."
Hari itu Selasa, 28 Januari 1986, Tuhan menjawab semua pertanyaan Frank.
Dengan perasaan yang hancur Frank berkumpul bersama teman-temannya untuk melihat secara langsung peluncuran Challanger. Semua mata di Amerika dan dunia menyaksikan pesawat itu meluncur ke angkasa. Saat Challanger melewati menara landasan pacu, Frank sekali lagi menantang kesempatannya berada dalam Challanger untuk terakhir kalinya.
Dengan perasaan yang hancur Frank berkumpul bersama teman-temannya untuk melihat secara langsung peluncuran Challanger. Semua mata di Amerika dan dunia menyaksikan pesawat itu meluncur ke angkasa. Saat Challanger melewati menara landasan pacu, Frank sekali lagi menantang kesempatannya berada dalam Challanger untuk terakhir kalinya.
Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada didalam pesawat itu. Kenapa bukan Aku?
Dalam Tujuh puluh tiga detik kemudian, datanglah jawaban dari Tuhan pada Frank yang menghapus semua keraguannya. Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.
Aku teringat kata-kata ayahku, "Semua terjadi karena suatu alasan." Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang. Aku menang karena aku telah kalah. Aku,Frank Slazak,masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.
Allah lebih besar daripada pergumulan kita. Dia mengetahui bahkan berjuta-juta langkah didepan kita, jauh sebelum kita mengetahuinya Allah sudah ada disana untuk kepentingan kita, jauh sebelum kita merencanakan sesuatu untuk masa depan kita, Dia sudah ada disana mengatur langkah kita saat ini dan merancangnya untuk kita. Dia memandang lebih besar daripada kita memandang, Dia melihat lebih jauh dari yang kita lihat, Dia mengetahui lebih daripada apa yang dapat kita pikirkan.
Disaat doamu tidak terkabulkan, percayalah bahwa Dia sudah ada disana, Ia mengatur segalanya untuk kebaikan kita.
By : Mata Air Yang Segar
Sumber : Frank Slazak (Semua Terjadi Karena Satu Alasan)
Sumber : Frank Slazak (Semua Terjadi Karena Satu Alasan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar