“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29”11)
Deby pulang dari sekolah mengayuh sepedanya kencang-kencang dengan perasaan kesal dan marah hingga sampai di rumah. Dengan tergesa-gesa Deby melemparkan sepedanya kecilnya itu begitu saja di garasi rumah kemudian mengucapkan salam pada ibunya yang sedang berada didepan oven pembuat kue. “Selamat siang ma...ini hari yang buruk bagiku dan sangat membosankan..!! Deby mengeluh pada ibunya. Tanpa mempedulikan senyuman ibunya Deby langsung masuk ke kamar dan mengambil sebuah kertas lalu mencatat hal-hal buruk yang terjadi dihari ini, ia menulis baris demi baris. 1. Aku sedih dan kecewa karena sahabat baikku hari ini pindah ke kota lain mengikuti orang tuanya tanpa memberitahukan padaku sebelumnya. 2. Aku marah karena hari ini semua teman mengejekku menangisi kepergian sahabatku hingga sekolah berakhir. 3. Mengapa hari ini semua nilaiku buruk dan aku harus mengulanginya minggu depan seorang diri. Dan pada akhir catatannya Deby menulis. Aku heran mengapa hari ini semua keadaan berbalik menyerangku? Deby membuang penanya ke lantai dengan kesal. Tak lama kemudian terdengar suara ibunya memanggil “Deby…Deby…bantu ibu menyelesaikan kue ini sebentar lagi teman ibu akan datang mengambilnya.” “Ppppffff....lengkap sudah penderitaanku,” Deby menggumam sambil mengambil kertas yang telah ditulisnya. “Iya ibu aku segera datang.” Deby segera keluar menemui ibunya. “ Ibu, bacalah kertas yang kutulis ini dan aku harap ibu tidak memarahiku lagi karenanya.” kata Deby. Ibu Deby kemudian mengambil kertas dari tangan Deby sembari membuat adonan kue didepannya, membacanya sejenak dan berkata “ Deby maukah kau mencoba memakan adonan ini? Cobalah dulu dengan memakan tepung ini.” “ iiiikkss...ibu, itu sama sekali tidak enak.” jawab Deby sambil menggelengkan kepalanya, “Atau jika kau tidak mau cobalah dulu memakan mentega ini,”sahut ibu Deby, “agghhh...perutku bisa sakit dan kembung jika memakannya ibu dan rasanya sama sekali tidak enak!” Deby menjawab, dengan tenang ibu Deby menanyakan kembali, “Hhhmm baiklah jika kau tidak mau, makanlah telur mentah ini,” “Aku tidak mau semua itu menjijikkan, telur mentah membuatku pusing dan mau muntah.” jawab Deby, Ibu apa kau mau mencelakakanku?” kata Deby menambahkan, lalu Ibu Deby menjelaskan padanya : “Nak, semua itu adalah bahan untuk membuat kue, jika kita memakannya terpisah-pisah dan belum dijadikan adonan kemudian dibakar itu semua sama sekali tidak enak, tetapi coba kau perhatikan apa yang ibu lakukan dengan kue ini setelah ibu mengolahnya dan membakarnya di oven menjadi sebuah kue tart yang lezat apa kau masih tidak mau mencicipinya..? Jangalah risau, marah dan kecewa dengan apa yang kau alami hari ini Deby, karena jika kau tahu semua yang kau alami hari ini sama dengan proses ketika ibu membuat kue saat ini. Mungkin kau belum mengertinya sekarang, namun setelah kau bertambah besar kelak kau akan mengerti apa yang ibu katakan padamu hari ini.Janganlah bersedih.”
Allah bekerja dengan cara yang sama dalamkehidupan kita.Persoalan-persoalan yang kita alami sesungguhnya merupakan bagian dari adonan “kue kehidupan” yang hanya dapat kita nikmati hasilnya dan keindahannya setelah kita mengizinkan proses itu terjadi atas kita.
Ia memiliki takaran “resep” yang tepat untuk mengukur batas-batas kemampuan dan kekuatan kita dalam menghadapi pencobaan sehingga persoalan yang kita hadapi tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13).
Ia memakai proses didalam setiap persoalan untuk membentuk, mengolah, mengubahkan kita sedemikian rupa, menjadikan kita kuat dan membuat pribadi kita matang untuk menjalani kehidupan yang dikehendaki-Nya serta menikmati berkat-berkatnya-Nya yang telah disediakan-Nya didepan kita.
Selamat Menikmati “Kue Kehidupan”.
By : Mata Air Yang Segar
Ilustrasi : Anonim
Ilustrasi : Anonim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar